SEJARAH PERPETAAN INDONESIA

 Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, berdasarkan wikipedia luas daratan Indonesia terhitung mencapai 1.904.569 km² sedangkan luas lautan mencapai 3.110.000 km². Indonesia juga memiliki letak strategis dimana Indonesia berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Secara astrologi Indonesia terletak di 6 derajat LU (Lintang Utara) – 11 derajat LS (Lintang Selatan) dan 95 derajat BT ( Bujur Timur) – 141 derajat BT ( Bujur Timur). 

Berdasarkan Informasi diatas teman-teman tahu gak sih darimana kita tahu letak Indonesia secara spesifik? dari mana informasi informasi tersebut didapatkan?. Jawabannya yaitu karena adanya suatu gambaran letak Indonesia secara spesifik yang dibuat pada bidang datar dalam skala yang diperkecil dinamakan Peta.

Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

 

DITEMUKANNYA INDONESIA PADA PETA 

Sebelum abad XV

Pada abad ini, Kepulauan Indonesia telah tertera lebih awal pada peta yang dibuat atas pesanan Raja Portugis, Alfonso V kepada Fra Mauro dari biara Gamaldolese, Pulau Murano, Italia pada tahun 1459. Namun tidak ada informasi lebih lengkap mengenai gambar spesifik tentang peta ini. 

Pada peta Francesco Rossellini dan bola dunia Martin Behaim inilah kepulauan Indonesia mulai tampak. Java Mayor (Pulau Jawa), Java Minor (Pulau Sumatera), Pentan (Pulau Bintan), dan pulau-pulau lain dengan nama-nama yang biasa dipakai Marco Polo.

Peta Francesco Rossellini 1501
Bola Dunia Martin Behaim 1492


Setelah abad XVI

Pada permulaan abad ke 16 banyak didapatkan data-data baru tentang geografi, akibatnya ditemukannya banyak peta dunia yang memuat kepulauan Indonesia di dalamnya Tidak lama setelah terbitnya peta-peta dunia tersebut, peta regional yang khusus menggambarkan wilayah Indonesia (disebut India Extra Gangem, lndiae Orientalis, Insulae lndiae Orientalis) mulai ditemukan. Diantaranya peta yang memuat indonesia yaitu;

ASIA- AUSTRALIA, 1542

Peta Manuskrip. Peta digambar dengan utara menghadap ke bawah. Peta terbalik. Pulau Jawa digambar sebagai pulau yang sangat besar, pengaruh cerita Marco Polo. 

Padahal daratan besar di selatan pulau Jawa itu adalah benua Australia. Peta ini juga mendukung teori bahwa yang pertama kali menemukan benua Australia bukanlah Belanda di abad ke-17. tetapi Portugis di abad ke-16. (Peta asli pada British Library).




REGIONAL MAP OF THE ISLANDS JAVA, SUMATRA AND BORNEO, 1596.

Peta ini berasal dari buku "Petit Voyages" yang ditulis oleh de Bry tahun 1598. Pada peta ini Pulau Jawa telah memuat tambahan kota-kota baru di pantai utara Jawa yang ditemukan dalam perjalanan Cornelis de Houtman 1595 - 1597

.



INSULAINDIAE ORIENTALIS PRAECIPUAE INQUIBUS MOLUCCAE, 1606.

Merupakan salah satu peta Kepulauan Indonesia.yang Sangat lengkap dan akurat untuk zamannya. Dibuat oleh Gerard Mercator sebelum tahun 1594 dan kemungkinan dilengkapi oleh Joducus Hondius dengan data-data baru yang diperoleh VOC


PERKEMBANGAN PETA DI INDONESIA

Dalam artikel tulisan C.J Zandvliet pada Holland Horizon Volume 6 Nomor 1 Tahun 1944, diketahui bahwa 8 Abad yang lalu saat pemerintahan Kerajaan Majapahit (1292 M) ditemukan bukti adanya peta administratif pada masa pemerintahan Raden Wijaya.

Abad XVI - XVIII

Peta Indonesia ditemukan hasil salinan peta oleh sejumlah pribumi pada tahun 1511 saat dilakukannya sebuah ekspedisi Portugis pergi ke pulau Jawa dan Maluku; Francisco Rodrigues, seorang ahli kartografi menyertai ekspedisi membuat peta dari kepulauan dan perairan yang dikunjungi. Salah satu salinan atau kompilasi peta dikirim ke Portugis oleh Gubernur Alfonso d’Albuquerque.

Peta Sebastian Munster (1540)


Pada tahun 1540 Sebastian Munster mempublikasikan pertama kali Peta Sumatra. termasuk di dalamnya Java Minor sebagai Borneo yang terletak di sebelah utara Jawa. 





Peta Gastaldi dan Rumusio



Pada tahun 1548, Gastaldi dan Ramusio membuat peta ‘modern’ Borneo yang posisinya mendekati kebenaran jika dibandingkan dengan peta Java Minor yang dibuat oleh Munster pada tahun 1540



Peta Jawa Kuno tahun 1561


Dibuatnya peta Java Kuno pada tahun 1561 oleh Honter. Peta ini memuat pengetahuan geografi yang cukup lengkap, misalnya nama Sunda dan Japara yang terdapat dalam peta, menunjukkan bahwa Honter menggunakan informasi tersebut dari orang Portugis untuk menyusun petanya.


Peta Indiae Orientalis Insularumque Adiacentium Typus


Ditemukan Indiae Orientalis Insularumque Adiacentium Typus merupakan peta “tonggak sejarah” kartografi Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia. Menampilkan perpaduan terbaik ilmu kartografi dan informasi tentang wilayah Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia pada tujuh puluh tahun pertama abad ke-16.



Peta Batavia 1685


Pada tahun 1685 dibuatlah peta Danckerts, yang sebagian berdasarkan karya para pembuat peta VOC di Batavia






Selain peta diatas, dibuatnya juga banyak peta, salah satunya Francois Valentijn (1666-1727) seorang anggota misionari, dalam menjalankan tugasnya memperoleh peta topografi dari beberapa kota di Jawa antara lain, Tanjung Bantam (Banten), Batavia (Jakarta), Cirebon, Mataram (Yogyakarta), Ponorogo, Surabaya, Pasuruan, dan Balambouang.


Abad XIX - XX

Pada abad ini orang Indonesia mulai memainkan peran yang penting dalam pembuatan peta. Peran sebagai pemberi informasi berubah menjadi sebuah peran yang lebih aktif dalam survey dan pembuatan peta.

Franz Wilheim Junghuhn (1804–1864). Pada saat pertama kali datang ke Indonesia, Junghuhn bertugas sebagai dokter tentara, kemudian ia tertarik pada surveying; Hasil surveynya berupa;

  • “Java, Zyne gedaante, zyne platentooi en inwendigebouw” (1853) (Java, the shape, flora and its inner structures) dengan jumlah 4 volume dilengkapi peta Jawa skala 1:450.000, suatu penyajian peta topografi pertama dalam bentuk berwarna.
  • Pada tahun 1897 ada 2 (dua) peta yang dihasilkan yaitu peta Soerabaja 1:50.000 cm dan peta Batavia 1:60.000 cm. Jika diperhatikan secara mendetil, kedua peta tersebut secara kartografis sangatlah baik dan memenuhi kaidah-kaidah kartografi.
  • Peta Bandoeng yang dibuat pada tahun 1928 dan tahun 1933. Peta Bandoeng 1:10.000 yang dibuat pada tahun 1928 tidak jauh berbeda dengan peta Bandung yang ada saat ini. Tarikan garis yang dibuat oleh kartografer sangat baik sehingga dapat menyajikan unsur-unsur jalan dan sungai dengan jelas.
  • Pada peta Padang skala 1:25.000 (tidak tertera tahun pembuatannya)
  • Pada tahun 1935, telah dibuat peta kota berwarna, Batavia dan Semarang.
  • Pada pertengahan pertama abad ke XX, Dinas Topografi memperkerjakan lebih dari 500 orang (sebagian besar orang Indonesia) untuk membuat peta topografi Indonesia
  • Pada tahun pertama Pelita 1 (1969/1970) dimulai pemetaan baru daerah Kalimantan Barat dengan bantuan teknis Australia dalam rangka Defence Cooperation.
  • Pada tahun 1952 Badan Penerbit Djambatan N.V telah menerbitkan Atlas Semesta Dunia
  • Pada tahun 1985 pemerintah Indonesia menerima bantuan ketiga Bank Dunia untuk “National Mapping and Settlement Planning” yang merupakan komponen proyek Bank Dunia Trans-V; bantuan tersebut digunakan untuk melengkapai program pemetaan dasar nasional.
  • Mulai tahun 1990, perusahaan swasta Indonesia yang bergerak di bidang survey dan pemetaan mulai diberi kepercayaan penuh oleh Bakosurtanal untuk pembuatan peta Rupabumi (Topografi) skala 1:25.000 daerah Pantai Utara Jawa, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur







Komentar